Sebelumnya kami hanyalah orang awam, kami tidak mengerti
banyak tentang agama ini. Kami hanya melakukan yang pasti dilakukan oleh orang
islam pada umumnya. Yang kami tau hanya bersujud atas bentuk terimakasih kepada
Tuhan yang Maha Esa.
Baru baru saja kakakku bertemu dengan temannya yang menjadi
alim setelah tinggal diluar kota. Temannya membawa kami menuju jalan yang
benar. Bahkan setiap hari dia selalu mengunjungi rumahku untuk mengajak kakakku
sholat berjamaah dimasjid. Dan hampir setiap minggu ia mengajak kakakku pergi
ke pengajian. Aku senang saja melihat kakakku seperti ini. Tapi aku juga takut
jika mereka mengikuti ajaran yang sesat.
Sampai pada akhirnya, kakakku berhenti bermain gitar karena
katanya larangan agama. Aku sedikit tidak setuju dengan yang ini. Kakakku dulu
adalah musisi sebuah band, baru kemarin dia keluar dari band nya itu. Dan
katanya, kemarin adalah hari terakhirnya tampil. Bahkan sampai saat itu, gitar
listrik yang dibuat sendiri sengaja ia jual. Sampai sekarang, kakakku tidak pernah
lagi memegang gitar sedikitpun. Dan aku mulai merasa, kakakku sudah mulai
berbeda. Aku hanya berdoa semoga Tuhan menempatkan kakakku dijalan yang benar.
Sedikit demi sedikit kucoba untuk membiasakan diri. Terkadang
aku bosan dengan teman kakakku yang selalu datang kerumah itu -___- . Kakak
mulai melarangku untuk bermain gitar, tapi aku tetap saja melakukannya. Aku
tidak peduli dengan semua itu, aku hanya berharap perbuatanku ini tidak salah.
Aku hanya ingin terus berkreatifitas, meskipun kini aku harus belajar sendiri.
Aku juga dilarang melakukan apapun. Aku jengkel lama kelamaan
seperti ini, akhirnya aku menentang kakakku. Aku pernah se-kali berkata
“cepatlah menikah, dan segera lah kontrak rumah sendiri! Aku tidak mau satu
rumah denganmu lagi!” aku memang kelewatan berkata seperti itu. Tapi aku
benar-benar benci dengan kakakku. Dia seperti ayah, dia suka memukul. Apalagi
sekarang sejak dia sering mengikuti pengajian apalah itu, dia jadi sering
menentang mama. Mama pernah berkata, “jangan terlalu percaya, nak. Takutnya
nanti kamu malah jadi gila karna terlalu menganggap semuanya dilarang.” Lalu
kakak ku menjawab, “orang “benar” itu selalu salah. Dikira nya gila, tapi
sebenarnya “benar” dimata Allah.”
Aku bahkan tidak memilih pacaran karena takut dosa, aku
benar-benar dilarang oleh kakakku tentang ini. Padahal sebenarnya aku tidak
peduli, tapi baru saja aku melakukan ini demi kebaikannya dan kebaikanku.
Sebenarnya aku tak rela -___-
Ah sudahlah, aku sudah tidak peduli dengan omong kosong. Aku
hanya berdoa semoga Tuhan selalu memberikan keluarga ku jalan yang benar, kalau
ini salah kuharap kakakku segera dibuka kan pintu hatinya. Amin.